Text
FAKTA-FAKTA BARU WALISONGO
Istilah Walisongo, masih menjadi kontroversi dan tidak ada dokumen holistik yang dapat dijadikan rujukan untuk menentukan mana yang benar. Dalam bahasa Arab, istilah wali bisa berarti kekuasaan atau pemimpin seperti Wali Madinah (wali kota atau gubernur Madinah), atau bisa berarti kekasih, teman dekat, dan pembela. Sehingga dikatakan wali Allah, kekasih yang dekat dengan Allah karena ketaatannya, sehingga saat Imam Ibnu Hajar menguraikan tentang wali Allah, beliau berkata, “Orang yang mengerti tentang Allah, terus menerus berbuat ketaatan dan ikhlas dalam beribadah.
Akan tetapi istilah wali, bila dikaitkan dengan Walisongo dalam historiografi lokal muncul beragam interpretasi yang spekulatif. Ada yang berpendapat, istilah Walisongo menandakan jumlah wali yang ada sembilan, dalam bahasa Jawa, songo berarti sembilan; namun ada juga yang mengartikan songo atau sanga berasal dari tsana yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti mulia; tetapi songo atau sanga menurut R. Tanojo dan Hardjawidjaja adalah sana, berasal dari bahasa Jawa, yang berarti dununing wali (tempat tinggal wali). (Lalu penulis memaparkan perbedaan pendapat yang cukup panjang pada bab ini, mulai dari halaman 97-102.
JANGAN SEKALI-KALI MENINGGALKAN SEJARAH (JASMERAH)!
Sejarah adalah diary umat yang merekam dan mencatat berbagai peristiwa dan kejadian hidup mereka. Dengan demikian, umat mampu mengetahui masa lalunya untuk menganalisa secara faktual tentang kondisi kekiniannya untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah. Menurut Prof. A. Hasymy yang mengutip dari Allan Nevins, dalam bukunya, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, “Sesungguhnya sejarah adalah jembatan penghubung masa lampau dengan masa kini dan membuat pijakan untuk menatap masa depan.”
Oleh sebab itu, sejarah bukan sebuah catatan masa lampau hasil kontruksi elite, tetapi sejarah merupakan pengetahuan aktual untuk menentukan arah masa kini dan masa mendatang, karena umat yang eksis hanyalah umat yang mampu menghayati sejarah masa lampaunya kemudian dijadikan sebagai pijakan untuk menentukan arah masa depannya.
Sejarah mampu membuka cakrawala manusia tentang kondisi umat, biografi tokoh, dan perubahan zaman, serta manusia mampu menangkap sunnatullah di setiap zaman secara objektif bagaimana umat bangkit dan bagaimana umat jatuh; mengenali sebuah bangsa kenapa berjaya dan terpuruk; mengambil ibrah dari eksis dan terhempasnya gerakan dakwah; mendalami sebuah peradaban kenapa bisa bertahan dan punah; memahami secara faktual mengapa sang penguasa bisa sukses dan gagal; dan menganalisa sebab maju dan mundurnya sebuah kekuasaan ...
P001034B | 297.61 ZAI f | Perpustakaan SMA FG | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain