Text
AKTIVIS CINA DI AWAL REPUBLIK
Republik ini sudah majemuk sejak dalam kandungan. Kemerdekaan diraih bukan berkat perjuangan satu kelompok,
melainkan banyak pihak dengan beragam latar belakang—etnis, agama, kelas sosial, hingga afiliasi politik. Maka mengklaim Republik untuk golongan sendiri berarti mengingkari fitrah Indonesia.
Aktivis Cina di Awal Republik mengangkat peran etnis
Tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah Liem
Koen Hian, Yap Tjwan Bing, dan Djiauw Kie Siong. Liem, 1
dari 63 anggota BPUPKI, adalah orang yang memperkenalkan
gagasan Indonesierschap atau kewarganegaraan Indonesia.
Bagi Liem, hanya dengan turut memperjuangkan kemerdekaan
Indonesialah warga Tionghoa bisa memperbaiki nasibnya—yang waktu itu juga menjadi korban diskriminasi politik apartheid pemerintah Hindia-Belanda.
Adapun Yap adalah anggota PPKI termuda, sekaligus satu-satunya wakil Tionghoa di komite tersebut. Yap menyerukan
kaum Tionghoa berpihak kepada Republik Indonesia. Sementara Djiauw terlibat dengan cara lain. Ia mengizinkan tentara Peta menggunakan rumahnya sebagai tempat penawanan Sukarno-Hatta saat Peristiwa Rengasdengklok.
Aktivis Cina di Awal Republik adalah bagian dari seri “Sejarah Republik” yang diangkat dari Majalah Tempo, Edisi Khusus Kemerdekaan, Agustus 2019. Seri "Sejarah Republik" akan menampilkan proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama di masa-masa awal kemerdekaan.
P000509B | 909.049510598 TEM a | Perpustakaan SMA FG | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain