Text
KONSEKUENSI CINTA KEPADA NABI MUHAMMAD
Sungguh tepat apa yang dikatakan penyair, “Semua orang mengaku punya hubungan dengan Laila, tapi Laila tidak pernah mengakuinya.” Inilah buku cerdas yang menyingkap hakikat orang-orang yang mengaku mencintai Nabinya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan cinta salah jalan. Buku yang ditulis oleh Ustadz Abu Fat-hi Yazid Jawas ini bertutur seputar konsekuensi syahadat Muhammadur Rasulullah dan faidah-faidah yang dikandungnya. Buku yang memuat sebelas bab; padat dan mengena!
Setelah memaparkan dua kalimat syahadat (syahadatain; Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah) pada bab pertama, lalu penulis beralih menyajikan dua prinsip agama Islam yang tidak boleh tidak … harus difahami dengan baik, agar lurus jalannya dan tidak tersesat dalam beragama. Pertama, tidak boleh kita beribadah melainkan kepada Allah saja dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Kedua, tidak boleh kita beribadah melainkan dengan apa yang telah Allah syariatkan dalam Kitab-Nya, atau yang telah disyariatkan dalam sunnah Nabi-Nya yang terpelihara, tidak dengan bid’ah dan tidak dengan hawa nafsu. Allah Ta’ala berfirman, (artinya) “Dan sembahlah Allah, dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (Surat An-Nisaa’: 36)
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman,
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”” (Surat Ali Imran: 31)
Pada bab kedelapan, diungkap seputar faidah berittiba’ dan efek dari meninggalkan ittiba’. Manfaat ittiba’ salah satu di antaranya ittiba’ur Rasul adalah wajib, ittiba’ kepada Rasul adalah iman dan dikatakan tidak beriman bagi orang yang meninggalkan ittiba’.
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Surat An-Nisaa’: 65)
Dan yang paling menonjol pada pembahasan ini ialah hakikat cinta Nabi antara sunnah dan bid’ah, beliau ulas dari halaman 103-112. Sebagai menu andalan adalah Sorotan Syariat Terhadap Maulid Nabi yang sudah kadung biasa di tengah-tengah masyarakat kita.
P001739B | 297.34 YAZ k | Perpustakaan SMA FG | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain