Text
NALAR POLITIK RENTE
Tahun 2018 disebut-sebut sebagai tahun politik. Bagimana tidak, di tahun ini ada 171 pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak, yang terdiri ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Para ekonom menilai Pilkada ini cukup positif bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, khususnya di daerah. Sebab belanja KPU dan calon kepala daerah bisa menguatkan daya beli dan konsumsi rumah tangga. Pilkada diprediksi akan menyumbang tambahan pertumbuhan konsumsi sekitar 0,2 hingga 0,3 persen.
Hal ini tentu saja menggembirakan di satu sisi. Namun di sisi yang lain justeru mencemaskan. Sebab itu artinya, ada dana yang mengalir dari calon kepala daerah ke masyarakat. Persoalannya, dari mana dana itu berasal, dan dengan tujuan apa para calon begitu massif mengeluarkan dana kepada masyarakat.
Untuk pertanyaan pertama, bisa banyak hal jawabannya. Dana itu berasal dari kantung pribadi, dan memang halal. Bisa juga merupakan hasil korupsi yang sejatinya adalah uang rakyat itu sendiri. Ketiga, bisa juga dana itu bermula dari para pemodal yang membiayai calon pemimpin yang akan ditungganginya di kemudian hari.
Untuk persoalan kedua juga tak kalah penting. Apa maksud utama seorang calon atau sponsor mau membiayai dana politik. Bila tujuannya memang bermula dari hati dan sikap altruistik untuk kepentingan sesama dan negara, tentu ini sangat ideal. Lain soal bila dana itu digelontorkan dengan tujuan agar “bisa kembali” dua kali lipat atau bahkan berlipat-lipat sebagaimana logika ekonomi berjalan.
Bila hal terakhir yang terjadi, maka sejatinya tahun politik ini menjadi tahun yang mencemaskan. Dalam bahasa penulis buku ini, saudara Dahnil Anzar, menjadikan kontestasi demokrasi sebagai lahan rente. Dan ini sejatinya membahayakan demokrasi sebab kekuatan material menjadi hal utama. Tidak ada lagi kompetisi politik berbasis pada rekam jejak, integritas dan kompetensi. Sistem meritokratis dinjak-injak di bawah kuasa uang.
Dalam konteks ini, buku saudara Dahnil kembali diterbitkan untuk cetakan kedua dengan judul Nalar Politik Rente. Buku ini merupakan cetakan kedua dari buku yang pertama dengan judul Dinasti Rente, namun tetap sangat kontekstual. Ada revisi dan sejumlah penambahan informasi sehingga buku ini tetap aktual. Lebih-lebih menghadapi tahun politik, yang bisa menjadi medan pertama untuk berburu rente.
Selamat membaca!
P001684B | 320.901 DAH n | Perpustakaan SMA FG | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain