Text
PERJALANAN ULAMA MENUNTUT ILMU
Kisah perjalanan para ulama dalam menuntut ilmu nyaris sulit dicari tandingannya di masa kini. Betapa gigihnya para shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, dan para mujaddid abad ini dalam menuntut ilmu. Inilah beberapa penggalan kisah tersebut:
Abu Ad-Darda', "Kalau aku menemukan satu ayat dalam Al-Qur'an dan tidak ada orang yang bisa menerangkannya kepadaku, kecuali seorang yang tinggal di tempat yang sangat jauh sekali, aku akan turut dia."
Sesungguhnya Sa'id bin Al-Musayyab pernah berjalan berhari-hari dan bermalam-malam untuk mencari satu hadits.
Imam Malik merasakan pedihnya kemiskinan. Saking luasnya menuntut ilmu, hingga mengurangi atap rumahnya; dia menjual kayunya. Kemudian, dunia jauh darinya.
Tidak seorang pun pada zaman Ibnul Mubarak yang lebih gigih dalam menuntut ilmu selain dirinya. Dia pergi ke Yaman, Mesir, Syam, Bashrah, dan Kufah. Dia adalah termasuk orang yang meriwayatkan ilmu dan pantas untuk itu. Dia belajar dari yang tua maupun yang muda.
Yahya bin Ma'in adalah seoarang imam dalam Al-Jarhu wa Ta'dil (ilmu mengenai kecacatan dan kebenaran riwayat suatu hadits). Seorang yang telah sampai pada puncak ilmu hadits pada zamannya. Ia menghabiskan 1.050.000 dirham dalam mencari hadits hingga tidak ada yang ia miliki selain sandal yang dipakai.
Al-Bukhari rahimahullah pergi menemui para ahli hadits yang ada di penjuru dunia. Dia belajar ke Khurasan, pegunungan, kota-kota di sekitar Irak seluruhnya, Hijaz, Syam, Mesir, dan dia datang ke Irak beberapa kali. Al-Bukhari berkata, "Aku belajar kepada 1.000 guru dari kalangan ulama, bahkan lebih. Aku tidak mempunyai satu hadits pun, kecuali kusebutkan sanadnya."
Lantas bagaimana halnya upaya Anda dalam menuntut ilmu? Insya Allah, buku ini memberikan motivasi bagi kita untuk lebih bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Karena ilmu adalah cahaya dan jalan utama bagi datangnya hidayah Allah Azza wa Jalla.
P001350B | 2X3.4 ABU p | Perpustakaan SMA FG | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain