Text
MERAH PUTIH TERGADAI DI PERBATASAN
Ketika membaca buku ini, muncul dua rasa. Yang partama dari saya adalah tamparan bagi semua pihak. Kedua adalah memberikan kesadaran buat kita, bahwa apa yang sudah kita buat untuk daerah perbatasan ini, masalah perbatasan menjadi isu yang sangat seksi karena memendam banyak persoalan krusial tentang lemahnya kehidupan sosial ekonomi warga hingga lunturnya rasa nasionalisme mereka terhadap negaranya sendiri.
Merah Putih Tergadai di Perbatasan adalah buku tentang suara dan gejolak anak muda yang menginspirasi pembaca untuk bertindak yang sama demi perbaikan dan demi tumbuhnya nasionalisme atau cinta tanah air. Di zaman Reformasi ini, kita menganut sistem pemerintahan desentralisasi. Namun sistem desentralisasi kini keberadaaanya terancam dengan kembalinya sistem sentralisasi. Alasan salah satunya adalah demi nasionalisme Siapa yang dapat menyuarakan rasa prihatin masyarakat untuk kembali ke sistim sentralistik seperti zaman Orde Baru? Ini hanyalah sebagian jeritan untuk menggugah pejabat pemerintah yang jengah, penuh kepalsuan dan pencitraan? Pihak mana yang tampil di depan untuk menyuarakan pesan rakyat pada para pejabat pemerintah yang lupa pemilihnya? Dan lagi, pihak mana yang tampil ke depan selain generasi muda untuk menyuarakan nasionalisme yang kian hari kian memprihatinkan?
Dalam buku ini pula pembaca akan disuguhkan tentang masalah pangan di perbatasan, tentang celengan kekayaan rakyat dan mengakarkan rupiah. Ada pula justifikasi tentang perbatasan akan menjadi pilar ekonomi sampai kenapa merah putih tergadai. Pada bagian ini diterangkan secara rinci mulai dari sisi ekonomi, mindset, sampai nasionalisme. Pada bagian lain penulis secara gamblang meneropong peristiwa yang terjadi di sudut negeri, tentang meredupnya nasionalisme dan bagaimana menumbuhkannya ?
P001238B | 320.54 JEM m | Perpustakaan SMA FG | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain